Friday

Obat Palsu

Dua hari yang lalu ada pasien saya datang kontrol. Ibu ini menderita darah tinggi dan hiperkolesterol, oleh karena itu beliau saya beri resep obat darah tinggi dan obat penurun kolesterol. Waktu datang kontrol, setelah berbincang-bincang sejenak, beliau mengeluarkan kantong obat dari tasnya dan bertanya, “Dokter, saya kemarin beli obat kolesterol. Biasanya saya dikasih yang tulisannya warna hijau, tapi sekarang saya dapat yang tulisannya warna hitam. Coba tolong dokter lihat, sama apa tidak?”

Saya lihat kedua blister obat itu berbeda ukuran dan warna tulisannya memang berbeda, satu warna hijau dan satu warna hitam, padahal mereknya sama, dosisnya sama, pabriknya sama. Terus terang sesaat saya menjadi bingung. Kok bisa yach?
Terus saya tanya, “Obat ini ibu beli di mana?” “Di toko obat. Kata yang jual sama saja, cuman yang satu keluaran Amerika, yang satu lagi keluaran Australia.”

Kebetulan saya praktek di dalam sebuah apotek, lalu saya minta petugas apotek untuk mengeluarkan obat kolesterol dengan merek dan dosis yang sama. Ternyata ukuran blisternya berbeda lagi, dan warna tulisannya kali ini warna merah. Begitu melihat warna tulisannya merah si ibu berkata, “Lho kok beda lagi? Jadi ada 3 macam.”

Lalu saya menerangkan. Yang saya tahu pasti asli adalah yang warna tulisannya merah, karena ada nomor register depkes, ada keterangan dibuat oleh pabrik di mana, ada keterangan diimpor oleh PT apa, dan tersedia di apotek. Kalau yang lain, saya tidak tahu asli atau palsu.

Untuk mengetahui suatu obat palsu atau tidak sangat sulit, terkadang diperlukan pemeriksaan laboratorium. Seperti uang palsu saja, ada uang palsu yang mudah dikenali, tapi tidak sedikit pula uang palsu yang sulit dikenali, perlu dilihat dengan sinar ultraviolet.

Obat palsu bisa jadi kandungan zat aktifnya sama tetapi kadarnya dikurangi, atau malahan sama sekali berisi tepung saja.

Obat palsu ini sangat berbahaya karena membuat penyakit tidak menjadi sembuh, penyakit menjadi bertambah parah, bahkan dapat mengancam kehidupan.

Banyak pasien yang senang membeli obat di toko obat karena harganya yang jauh lebih murah dari pada membeli di apotek. Mengapa harga obat di toko obat jauh lebih murah? Pihak toko obat biasanya beralasan obat-obatan yang dijual adalah obat-obatan asli tapi paralel impor. Jadi diimpor langsung dari negara lain, oleh karenanya tidak terkena bermacam-macam pajak, jadi jauh lebih murah dari pada obat yang diimpor resmi yang dijual di apotek-apotek. Alasan ini sebenarnya tidak masuk akal. Mengapa? Karena di luar negeri, penjualan obat-obatan resep dokter lebih ketat dari pada di Indonesia. Jadi tidak mungkin diperjualbelikan di sana tanpa melalui resep dokter di sana. Di luar negeri obat-obatan yang dipalsukan juga banyak sekali. Salah satu berita mengenai obat palsu yang ditemukan di Inggris, saya kutipkan di sini.

Seventy-three packets of counterfeit Lipitor have so far been discovered after a tip-off from customs officers in Rotterdam, Holland.
It is the third time since the beginning of 2004 that fake drugs have entered the pharmaceutical supply chain in the UK.
Last year, counterfeit batches of Cialis, used to treat impotence, and Reductil, used to treat obesity, were discovered.
http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/4725881.stm

Jadi bukannya tidak mungkin obat-obatan impor yang dijual di toko obat adalah obat-obatan palsu. Tetapi sekali lagi, susah untuk membedakan obat palsu dengan obat asli.

Jadi selanjutnya saya berkata kepada ibu itu, “Ibu, karena ibu sudah minum obat penurun kolesterol ini selama 3 bulan, coba besok ibu tes lagi kadar kolesterol ibu apakah sudah turun atau belum. Seharusnya kalau obat yang ibu minum asli, selama 3 bulan minum obat tentu sudah ada penurunan kadar kolesterol yang signifikan, apalagi ibu juga rajin diet.”

Kemarin ibu itu datang lagi dengan membawa hasil tes laboratorium, yang ternyata hasilnya ada penurunan kadar kolesterol tetapi hanya turun sedikit saja dari 220 menjadi 205. “Yah, kalau begitu kemungkinan obat kolesterol yang selama ini ibu minum, palsu bu!”

2 comments:

  1. Setuju.. Obat palsu memang harus diberantas. Saya sering memarahi orang yang menawari saya obat yang saya curigai palsu... Toko obat memang rawan terhadap obat palsu. Hampir dari semua kasus yang saya dengar dari pasien yang membeli obat di apotek saya, hampir semuanya mengatakan kalau obat palsu yang mereka dapat dari membeli di toko obat.

    ReplyDelete
  2. Anonymous5:03 PM

    dok, saya masih mengkonsumsi obat obatan untuk TB. kalau dalam 1 hari itu saya minum obat TB beda 6 jam dengan minum obat combantrin, amankah?

    ReplyDelete